Minggu, 09 November 2014

Pengertian kolusi (SPI)



Di dalam bidang studi ekonomi, Kolusi terjadi di dalam satu bidang industri di saat beberapa perusahaan saingan bekerja sama bentuk pasar oligopoly. Di dalam keputusan beberapa perusahahn untuk bekerja sama. Dapat secara signifikan memengaruhi pasar secara keseluruhan. Kartel adalah kasus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.
 Kolusi merupakan sikap dan erbuatan tidak jujur dengan membuat ke sepakatan secara sembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang siwarnai dengan pemberian uang atua pasilitas tertentu sebagai pelicin agar semua urusannya menjadi lancar. Di indoneseia, kolusi paling sering terjadi dalam peroyek penggadan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemrintahan). Cirri-ciri kolusi jenis ini adalah:
1.       Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada oknum atau pegawai pemerintah agar perusahaan dapat menetapkan tender pengadan barang dan jasa tertentu. Biasanya imbalannya adalah perusahaan tersebut kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya.
2.       Penggunaan broker (perrantara) dalam pengadan barang dan jasa tertentu. Padahal sebelunya dapat dilaksanakan melalui mekaniseme G 2 G (pemerintah ke pemerintah) atau G 2 P (pemerintah ke proseduen), atau dengan kata lain secara langsung. Broker disini biasanya adalah orng yang memiliki jabatan atau kerabatnya.
Jdi secara garis besar, Kolusi adalah pemufakatan secra bersama untuk melawan hukum antar penyelenggara Negara atau antara penyelenggara dengan pihak lain yang yang merigikan orang lain, masyrakat dan Negara.
Cara penceganya perusahaan atau Negara mempunyai perjanjian kerja sama yang sehat dengan perusahaan atau Negara lain yang diangap tidak merugika orang banyak untuk mencegah kolusi.

Sumber :
-          http://hanifalwann.blogspot.com/

Pemisahan Tugas (SPI)



Pemisahan tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi(pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi
yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
Pemisahan tesebut dilakukan dengan tujuan :
a. Pemisahan ini akan menciptakan cross check terhadap ketelitian dan kewajaran terhadap perubahan
yang dimasukkan kedalam sistem.
b.Untuk mencegah seseorang yang tidak berhak untuk mengakses komputer.
c.Untuk mendorong efisiensi karena adanya spesialisasi.
Pemisahan Fungsi .  Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang pegawai seharusnya tidak berda dalam posisi untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan penipuan atau kesalahan yang tidak disengaja.   Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan:
1.      Otorisasi  - menyetujui transaksi dan keputusan
2.      Pencatatan – mempersipakan dokumen sumber,memeliharacatatan jurnal, buku besar,dan file lainnya, mempersiapkan rekonsiliasi, serta mempersiapkan laporan kinerja.
3.      Penyimpanan – menangani kas,memelihara tempat penyimpanan persediaan menerima cek yang
masuk dari pelanggan, menulis cek atasrekening bankorganisasi


Sumber :
- http://handokorizkypratama.wordpress.com/2009/10/28/sistem-pengendalian-intern/
- http://akutansi-akuntansi.blogspot.com/2012/03/sia-sistem-pengendalian-intern.html

Hambatan Pasif (SPI)



                Berbeda dengan hambatan aktif.Hambatan Pasif adalah hambatan yang terjadi karna tidak disengaja. Hambatan pasif bisa terjadi karna kesalahan yang dilakukan manusia, atau bisa juga karna faktor alam. Contoh dari hambatan pasif adalah terjadinya bencana alam yang menyebabkan rusaknya komponen komponen terkait.
     Hambatan pasif bisa juga terjadi karna kegagalan komponen yang disebabkan kurangnya komponen pendukung, seperti komputer yang mati tiba tiba karna panasnya prosessor yang ada di cpu, atau tidak berjalannya suatu aplikasi dikarnakan spesifikasi dari hardware tidak memenuhi syarat.
     Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada hambatan pasif dapat dilakukan dengan cara full backup data.

Hambatan pasif mencakup kesalahan sistem,termasuk bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan angin badai.Kesalahan sistem menggambarkan kegagalan komponen peralatan sistem, seperti kelemahan disk,kekurangan tenaga,matinya aliran listrik, dan sebagainya.

   Pengendalian terhadap hambatan semacam ini dapat berupa pengendalian preventif maupun korektif seperti :
a. Sistem Toleransi Kesalahan
Dimana sebagian besar metode yang digunakan untuk menangani kegagalan komponen sistem adalah pengawasan dan redundancy. Jika salah satu system gagal, bagian redundancy akan segera mengambil aloh dan system dapat terus beroperasi tanpa interupsi.

b. Memperbaiki Kesalahan : Backup File


Sumber :
http://bocahpetualang99.blogspot.com/2013/11/hambatan-pasif-dan-contohnya.html

Hambatan Aktif (SPI)

Hambatan aktif mencakup penggelapan terhadap komputer dan sabotase terhadap komputer Terdapat sedikitnya lima metode yang dapat dipakai oleh orang untuk melakukan penggelapan komputer. Metode-metode ini adalah menipulasi masukan, gangguan program, gangguan berkas secara langsung, pencurian data, dan sabotase,. Contoh hambatan aktif dalam suatu sistem yaitu : 

1. Manipulasi Masukan. 
Dalam sebagian besar kasus penggelapan computer, manipulasi masukan merupakan salah satu metode yang digunakan. Metode ini hanya membutuhkan sedikit kemampuan teknis saja. Orang yang menggangu masukan computer bisa saja sama sekali tidak tahu bagaimana computer beroperasi. 

2. Gangguan Program. 
Gangguan program barangkali merupakan metode yang paling sedikit digunakan dalam penggelapan computer. Ini karena untuk melakukannya dibutuhkan kemampuan pemrograman yang hanya dipunyai oleh sedikit orang saja. Juga, di banyak perusahaan besar terdapat metode pengujian program yang dapat digunakan untuk mendeteksi program yang diganggu. 

3. Gangguan berkas secara langsung. 
Dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang melakukan potong jalur terhadap proses normal untuk pemasukan data ke program-program computer. Jika ini terjadi, maka akibatnya sangat merusak. 

4. Pencurian data. 
Pencurian data terhadap data-data penting merupakan masalah serius dalam bisnis sekarang ini. Dalam banyak indurstri yang sangat kompetitif, telah terjadi pencurian informasi kuantitatif maupun kualitatif mengenai pesaing. 

5. Sabotase. 
 Sabotase komputer menciptakan bahaya serius terhadap instalasi komputer. Pengrusakan terhadap komputer atau perangkat lunak dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Karyawan-karyawan yang tidak puas, khususnya yang dipecat, biasanya menjadi sumber sabotase terhadap sistem komputer. Dalam beberapa kasus, para pengganggu dapat memanfaatkan sabotase untuk menutupi penggelapan yang ia lakukan. Sebagai contoh, seseorang dapat mencuri berkas master dan kemudian ia menutupi ia perbuatannya dengan menyabotase disk komputer atau media lain. 

Sumber :
http://rizfamoslem.blogspot.com/2012/11/hambatan-aktif-dalam-sistem.html

Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI)




Sistem Pengendalian Internal adalah suatu sistem usaha atau sistem sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem Pengendalian Internal yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula.
Sistem Pengendalian Internal berfungsi sebagai pengatur sumberdaya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang menggunakan asas Cost-Benefit.
Tujuan penerapan SPI dalam perusahaan adalah untuk menghindari adanya penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terutama manajemen berusaha untuk menghindari resiko dari adanya penerapan suatu sistem.

Elemen Sistem Pengendalian Internal
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.
3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendali-an manajemen dapat tercapai.

Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari:
a. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.
b. Pembagian tugas.
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
c. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat)
d. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadi-nya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.
e. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.
4. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.
5. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.




Sumber :
http://indahjewel.blogspot.com/2012/09/sistem-pengendalian-internal-spi.html
http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/pemahaman-spi-sistem-pengendalian-intern/